analisis struktur pendanaan jangka pendek dan jangka panjang




A.     Pengertian Pendanaan Jangka Pendek
Pendanaan jangka pendek dapat dikategorikan menurut kespontanan sumber dana. Piutang dan biaya berbunga digolongkan spontan karena berasal dari transaksi hari ke hari. Besar kecilnya menunjukkan fungsi dari tingkat operasi perusahaan. Walaupun sumber pendanaan spontan bersifat demikian, namun masih terdapat tingkat pertimbangan perusahaan yang berbeda-beda bergantung dari besar kecilnya pendanaan.[1]
            Pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan antara cara pemenuhan kebutuhan dana secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai, dan cara pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan sebagai satu kesatuan. Apabila dalam memenuhi kebutuhan dana itu mendasarkan pada kebutuhan masing-masing aktiva secara individual maka sistem yang digunakan adalah pendanaan parsial. Pendanaan parsial adalah sistem pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada perputaran dan waktu terikatnya dana pada masing-masing aktiva secara individual. Sistem ini menggunakan prinsip bahwa kebutuhan dana untuk setiap macam kebutuhan harus dibiayai dengan dana sendiri yang sesuai dengan jumlah dana dan lamanya kebutuhan. Cara lain dalam memenuhi kebutuhan dana tidak berdasarkan satu kelompok maka menggunakan sistem total. Sistem pendanaan total adalah sistem pemenuhan kebutuhan yang mendasarkan pada perputaran dana yang ditanamkan dalam kelompok aktiva atau keseluruhan aktiva sebagai satu kesatuan.[2]
            Untuk menggunakan kelebihan dana biasanya digunakan untuk investasi dalam surat berharga yang di jual oleh perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten).

Contoh pendanaan spontan yang paling banyak dipergunakan oleh perusahaan adalah hutang dagang. Kalau perusahaan selalu membeli barang secara kredit dengan jangka waktu 3 bulan, pembelian dalam satu tahun senilai Rp 300 juta, maka rata-rata hutang dagang yang dimiliki perusahaan akan sebesar,[3]

Rata-rata hutang dagang           =

                                    =
                                    = Rp 75 juta

B.     Tipe Pendanaan Jangka Pendek
Ada dua tipe pendanaan jangka pendek berdasarkan kategori spontanitas terhadap tingkat kegiatan perusahaan, yaitu:
1.      Pendanaan spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh jenis pendanaan ini adalah utang dagang dan utang akrual ( seperti utang pajak dan utang gaji ). Jika penjualan meningkat utang dagang akan meningkat secara otomatis. Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dalam bentuk kredit. Jika perusahaan memperkirakan penjualan akan naik maka perusahaan akan memesan bahan yang lebih banyak dengan kredit. Jika supplier bersedia menjual dengan kredit untuk pemesanan yang lebih besar tersebut, maka secara otomatis supplier tersebut memberi dana untuk perusahaan meskipun tidak dalam bentuk kontan. Sedangkan rekening akrual untuk utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahun.
2.      Pendanaan tidak spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh sumber pendanaan ini adalah utang yang diperoleh melalui bank. Jika penjualan meningkat, utang bank tidak akan secara otomatis meningkat. Perusahaan harus meminta kenaikan hutang, kemudian bank akan mengevaluasi sebelum menentukan apakah menyetujui kenaikan utang atau tidak.

C.     Jenis-jenis Pendanaan Jangka Pendek
1.      Commercial Paper
Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90 hari) tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh perusahaan besar dan dijual langsung ke investor. Perusahaan besar bisa mengeluarkan instrument CP untuk memenuhi dana perusahaan. Penjualan tersebut bisa melalui bursa keuangan atau langsung ke calon pembeli potensial (investor).
2.      Pinjaman Kredit
Pinjaman kredit berasal dari lembaga Bank maupun Nonbank. Bagian ini memfokuskan pada pinjaman Bank. Pinjaman bank jangka pendek biasanya difokuskan pada pinjaman liquiditas sendiri di beberapa aset yang diberi dengan menggunakan dana pinjaman diharapkan menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman tersebut. Terdapat dua jenis antara lain kredit transaksi yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu, dan kredit lini yaitu dengan pinjaman ini peminjam bisa meminjam sampai jumlah maksimum tertentu yang menjadi batas atas pinjaman.
3.      Anjak Piutang
Merupakan menjual piutang dagang dari segi perusahaan yang mempunyai piutang, ini disebut juga alternatif investasi bagi pihak piutang. Anjak piutang mempunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas.
4.      Menjaminkan Piutang
Merupakan alternatif lain menjual piutang dan menggunakan piutang sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Dengan alternative ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan uktuk melunasi hutang. Cara semacam ini memberikan (menjaminkan) semua piutang dagang kepada kreditor.
5.      Menjaminkan Barang Persediaan
Perusahaan juga menjaminkan barang dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakai akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi pinjaman akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman dalam persentase tertentu dari nilai persediaan yang dijaminkan. Perusahaan bisa menjaminkan semua barang dagangannya dan juga bisa menjaminkan persediaan barang dagangan tertentu saja. Factor internal juga akan yang menentukan besar kecilnya persediaan dan piutang.[4]
6.      Akseptansi Bank
Merupakan dimulainya perintah membayar terhadap suatu bank atas utang tertentu pada beberapa periode mendatang. Kemudian daripada menunggu beberapa periode mendatang, perusahaan yang mempunyai surat perintah tersebut bisa menjual ke pihak lain dengan diskonto. Perusahaan bisa memiliki uang dengan cepat sedangkan pihak yang lain memperoleh pendapatan bunga ( selisih dari nilai nominal dengan harga jual dari akseptansi tersebut ).
7.      Repo
Disebut juga sebagai kependekan dari repurchase agreement. Repo bisa digambarkan sebagai berikut. Misalkan dealer sekuritas membutuhkan dana, ia bisa menjual surat berharga pada pihak investor disertai dengan perjanjian bahwa ia akan membeli kembali surat berharga tersebut pada waktu tertentu dengan nilai yang lebih tinggi dibanding dengan nilai pembelian.[5]

D.     Pengertian Pendanaan Jangka Panjang
Sumber pendanaan perusahaan bisa diperoleh secara internal yang berasal dari keuntungan yang tidak dibagikan, penyusutan, maupun cadangan bentuk lainnya dan juga secara ekternal yang dapat diperoleh melalui public dalam bentuk kepemilikan (saham) dan utang (pinjaman).[6]
Pendanaan jangka panjang yang berbentuk hutang adalah Hipotek yang merupakan bentuk hutang jangka panjang dengan agunan aktiva tidak bergerak (tanah, bangunan). Sedangkan pendanaan jangka panjang dalam bentuk modal sendiri yaitu saham preferen yang berarti saham yang memberikan dividen yang tetap besarnya, sayangnya pembayaran dividen preferen tidak dapat dipakai sebagai pengurang pajak. Dengan kata lain, dividen saham preferen dilakukan terhadap laba setelah pajak.[7]
Jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit. Makin panjang jangka waktu pembayaran piutang atau lebih lama dari periode normal akan menaikkan jangka waktu penagihan dan berakibat makin besar jumlah investasi dalam piutang dagang.[8]
Contoh :
Pada awal tahun 2010, suatu perusahaan menandatangani perjanjian kredit investasi selama 5 tahun dari bank X. jumlah kredit sebesar Rp 100 juta bunga sebesar 16% pertahun dari saldo kreditnya dan perusahaan selalu membayar tepat waktu. Pada awal tahun 2013, perusahaan mendapat tawaran kredit dari bank asing dengan bunga hanya 13,5% pertahun, sewaktu itu perusahaan menyampaikan niatnya untuk melunasi kredit investasi tersebut, bank X menyatakan bahwa pelunasan sebelum jangka waktu 5 tahun akan dikenakan denda dalam bentuk bunga sebesar 2% per tahun. Karena masih terdapat 2 tahun sebelum maturity, Maka perusahaan harus membayar bunga sebesar,
Jawab :
2 x 2% x Rp 100 juta = Rp 4 juta
Apabila kredit tersebut masih akan diperlukan selama dua tahun lagi, apakah sebaiknya perusahaan beralih ke bank asing dengan membayar denda kepada pihak bank X, ataukah tetap menggunakan bank X sehingga tidak perlu membayar denda ?
Jawab:
Denda                                                                                      Rp 4 juta
Bunga              = 2 x 13,5% x Rp 100 juta =                            Rp 27 juta
Total                                                                                        Rp 31 juta

Apabila bertahan menggunakan bank X, bunga yang dibayar adalah,
Bunga = 2 x 16% x Rp 100 juta = Rp 32 juta
Karena biaya kalalu beralih ke bank asing lebih murah, alternative tersebut sebaiknya dipilih.[9]

E.     Jenis-jenis Pendanaan Jangka Panjang
1.      Saham
Merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Pemegang saham memperoleh pendapatan dari dividen dan capital again. Keuntungan pemegang saham antara lain yaitu pertama, adanya hak residu (sisa) atas pendapatan suatu perusahaan. Kedua, pemegang saham mempunyai kendali atas perusahaan.
2.      Modal Ventura
Merupakan bentuk penyertaan modal dari perusahaan pembiayaan kepada perusahaan yang membutuhkan dana untuk jangka waktu tertentu. Bentuk pembiayaan ini berbeda dengan utang bank.utang bank mengharuskan peminjam membayar bunga setiap periodenya. Apabila perusahaan bangkrut, pemegang utang memperoleh prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan saham dalam distribusi pembagian kas dari penjualan aset likuiditas.
3.      Obligasi
Merupakan instrument utang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk dijual kepada investor. Penjualan bisa dilakukan melalui bursa keuangan dan dicatatkan (public placement) atau bisa langsung dijual ke investor potensial ( private placement).
4.      Pinjaman dari Lembaga Keuangan
Pinjaman bisa diperoleh langsung dari Bank maupun perusahaan asuransi. Pinjaman langsung dari lembaga keuangan biasanya mempunyai karakteristik yaitu dengan adanya jaminan dan amortisasi. Kebanyakan pinjaman langsung bisa dibayarkan dengan cars amortisasi. Manfaat amortisasi tentu saja untuk meringankan beban pembayaran yang terlalu besar jika pelunasan dilakukan sekaligus. Dalam dunia perbankan dikenal pedoman 3R (return, repayment, dan risk-bearing ability) dan 5C (character, capacity, capital, collateral, dan condition) untuk pemberian kredit. Adapun kelebihan dari pinjaman langsung antara lain peminjam tidak perlu melalui proses pendaftaran dan evaluasi yang panjang, waktu yang diperlukan singkat, mempunyai fleksibilitas tinggi, dan dapat meminjam uang dengan cepat. Selain itu pinjaman langsung juga mempunyai kelemahan antara lain bunga pinjaman langsung biasanya tinggi, adanya pembatasan-pembatasan oleh lembaga keuangan, karena  biaya investigasi cukup tinggi perusahaan membatasi pinjaman minimum, dan kurang visible.
5.      Saham Preferen (surat berharga senior)
Bentuk saham tetapi mempunyai karakteristik obligasi. Pemegang saham preferen memperoleh dividen seperti bunga yang besarnya tetap. Biasaya besarnya berjumlah persentase tertentu dari nilai saham preferen untuk setiap periode. Sama halnya juga seperti utang, saham preferen memperoleh pendapatan yang tetap tetapi risiko lebih tinggi disbanding risiko pemegang utang. Pemegang saham preferen mempunyai prioritas yang lebih tinggi dari pemegang saham biasa dalam hal pembagian dividen dan distribusi kas dari penjualan aset apabila perusahaan bangkrut,[10]


F.      Formulasi Penilaian Obligasi dan Saham
1.      Menilai obligasi

0    Kd%               1          2          3          …..                          N


                                  Int        In        Int                                                             Int M

Kd             = tingkat bungan obligasi (dalam %)
N   = waktu jatuh tempo
Int = bunga yang dibayar setiap tahun (dalam nilai mata uang)
M   = par Value = nilai nominakl obligasi

      Bond value      = Vd
                             
                              =

Vd = Int  + M  
                        Contoh :
1.      Obligasi suatu perusahaan bernilai nominal (par value) USD 1.000 dengan interest rate 15% akan jatuh tempo 15 tahun yang akan dating. Jika tingkat keuntungan yang diisyaratkan adalah coupon rate, berapa nilai obligasi tersebut?

Jawab :
            Int = 15% ($1.000) = $150
      Vd = $150  + $ 1.000
           = $150 (5.847) + $1.000 (0,1229)
           = $877,11 + $122,90
           = $1.000



Kesimpulan :
·         Jika tingkat keuntungan yang diisyaratkan (Kd) sama dengan coupon rate, harga pasar obligasi sama dengan nilai obligasi.
·         Jika tingkat keuntungan yang diisyaratkan (Kd) lebih rendah dari coupon rate, harga pasar obligasi lebih tinggi dari nilai nominal, obligasinya disebut premium bond.
·         Jika tingkat keuntungan yang diisyaratkan (Kd) lebih tinggi dari coupon rate, harga pasar obligasi lebih rendah dari nilai nominal, obligasinya disebut discount bond.[11]
2.      Menilai saham
Manajer perusahaan mempunyai dua pilihan dari apa yang akan dilakukan dengan pendapatan perusahaan. Harus diingat bahwa pendapatan ini dimiliki oleh pemegang saham biasa yang merupakan pemilik perusahaan. Manajer, yang berperan sebagai wakil pemilik, akan memutuskan apakah pendapata akan dibagikan kepada pemilik atau tetap disimpan di perusahaan. Pendapatan yang dibayarkan kepada pemilik disebut dividen. Pendapatan yang tetap disimpan di perusahaan disebut laba di tahan ( retained earning).
Secara teori, manajer akan mengeluarkan pendapatan sebagai dividen ketika perusahaan tidak memiliki proyek yang menguntungkan untuk di investasikan. Sebaliknya, manajer akan menahan laba ketika perusahaan memiliki nproyek yang menguntungkan untuk diinvestasikan. Karena itu, ketika laba ditahan dan diinvestasikan kembali menjadi proyek yang menguntungkan, perusahaan dan pendapatan ini akan berkembang dimasa depan. Skala pertumbuhan ini bergantung pada besarnya pendapatan yang ditahan dan pada keuntungan yang diperoleh dari aktiva pada laba ditahan yang diinvestasikan. Karena itu, untuk menghitung pendapatan perusahaan, digunakan persentase dari laba ditahan (retention ratio) dan dikalikan dengan laba dari ekuitas (return on equity).
g = tingkat pertumbuhan = r x ROE
r = retention rate = 1 – dividen payout ratio
ROE = return on equity = 
Dividen payout ratio =  x 100%
Untuk mengitung pertumbuhan, juga dapat digunakan rumus rata-rata, dengan EPS sebagai variabelnya:
g  - 1
dimana: n = jumlah obsevasi
EPSn = laba perusahaan pada akhir periode n
EPSo = laba perusahaan periode nol[12]
a.             Model penilaian dividen umum :
Nilai dari sekuritas adalah nilai sekarang dan arus kas yang diharapkan akan dibayar oleh sekuritas pada masa yang akan datang. Jika seorang investor mempertimbangkan pembelian saham biasa dan berencakan untuk mempertahankan saham biasa untuk n tahun, maka nilai dari saham biasa sebagai berikut.[13]

   + … +  +

Dimana,  = nilai saham biasa pada akhir tahun ke-n
               = dividen saham biasa pada akhir tahun ke-n
= tingkat pengembalian yang diharapkan pada laba saham biasa oleh investor (ekuitas)
Contoh :
Apabila investor mengharapkan dividen sebesar Rp 1.000, Rp 1.500, dan Rp 1.100 pada akhir tahun pertama, kedua dan ketiga, secara berturut-turut, dan berharap untuk menjual saham pada harga Rp 15.000 pada akhir tahun ketiga, serta tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor adalah 15 %, nilai saham biasa saat ini adalah :



Jawab :
   +  +  
            = Rp 12.250
Saham biasa sekarang bernilai Rp 12.250 untuk investor. Jika saham dapat dibeli dengan harga Rp 12.250, maka investor berharap akan menerima tingkat pengembalian sebesar 15%. Jika investor dapat membeli saham dengan harga kurang dari Rp 12.250, maka tingkat pengembalian akan lebih dari 15%.
Pada kenyataannya ada beberapa masalah nyata pada penggunaan model ini.
·         Pertama, investor harus mengetahui berapa lama dia berencana akan menyimpan saham.
·         Kedua, investor perlu meramalkan dividen yang diinginkan di masa depan.
·         Ketiga, investor perlu meramalkan harga jual saham yang diharapkan pada masa depan dan pada akhir masa simpanan. Dalam model penilaian saham biasa lainnya, masa simpan investor tidak akan mempengaruhi nilai saham biasa sekarang.

b.             Model penilaian dividen pertumbuhan nol :
Mungkin terjadi dividen perusahaan tidak tumbuh dengan kata lain, perusahaan membayarkan dividen dengan jumlah yang sama tiap tahun. Menginvestasikan dana dalam perusahaan jenis ini serupa dengan investasi yang perpetuity, dimana pada waktu tertentu arus kasnya tetap. Nilai sekarang dari perpetuity adalah :[14]
PV      =           
Kita dapat dengan mudah menyelesaikan ini untuk memperkirakan nilai saham biasa dengan dividen tetap. Harus diingat pula bahwa nilai saham biasa adalah nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan dari saham biasa.
 =
                        .
Menggunakan rumus pertumbuhan nol, sebagai contoh :
Seorang investor membeli saham hari ini dan berencana untuk menyimpannya selama 2 tahun, serta mengharapkan menerima dividen sebesar Rp 5.000 pada akhir masing-masing 2 tahun pertama dan juga berharap menjual saham sebesar Rp 50.000  dalam 2 tahun. Tingkat pengembalian yang diharapkan adalah 10%. ?
Jawab :
Nilai saham sekarang adalah
    =  + 
            = Rp 50.000
Konsep model penilaian dividen dengan pertumbuhan nol sama dengan konsep menghitung saham istimewa karena konsep pertumbuhan nol berarti dividen yang diberikan untuk setiap periode adalah sama. Rumus pertumbuhan nol didasarkan nilai sekarang dari perpetuity dan secara tidak langsung tampak sama dengan rencana investor yang tidak akan pernah menjual saham biasa, tetapi akan disimpan selamanya.
c.             Menilai Saham Istimewa
Saham istimewa memiliki banyak kesamaan dengan saham biasa. Namun, perusahaan harus membayar dividen saham istimewa sebelum membayar dividen saham biasa, dan dalam kasus kesulitan keuangan, saham istimewa diklaim oleh perusahaan sebagai aset utama sebelum klaim kepada saham biasa.[15]
Rumus :
           =                 atau            =         




Dimana,            = nilai saham istimewa
                     = dividen saham istimewa
 = required rate of return
Contoh :
Perusahaan silvian resort membayar dividen untuk preffered stock sebesar Rp10.000 per tahun, jika rate of return untuk saham tersebut 10 %, berapa nilai saham preffered tersebut ?
Jawab :
 =
      = Rp 100.000


[1] Van Horne dan Wachowicz Jr., Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 1997, hal., 294.
[2] Siti Amaroh, SE.MSi., Manajemen Keuangan, STAIN Kudus, Kudus, 2008, hal.,160.
[3] Suad Husnan dan enny pudjiastuti., Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1994, hal 87
[4] Mamduh M. Hanafi., Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta, 2004, hal 556-557.
[5] Siti amaroh, SE.MSi., Op.Cit.,hal. 160-161
[6] Siti amaroh, SE.MSi., Op.Cit.,hal. 117
[7] Suad Husnan dan enny pudjiastuti ., Op.Cit. hal. 231
[8] Zuliyan Yamit, Manajemen Keuangan, Ekonisia, Yogyakarta, 2001, hal., 131
[9] Suad Husnan dan enny pudjiastuti., Op.Cit., hal. 234-235
[10] Siti amaroh, SE.MSi., Op.Cit.,hal. 118-144
[11] Farah Margaretha., Manajemen Keuangan., Erlangga., Jakarta, 2011, hal 80-81
[12] Ibid.,hal.85-86
[13] Ibid., hal 87
[14] Ibid., hal. 88-89
[15] Ibid., hal. 83

Comments

Popular Posts