lingkungan internal



A.    Penjelasan Keadaan Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan suatu kejadian yang terdapat di dalam perusahaan yang mempengaruhi keadaan perusahaan. Salah satu proses dalam manajemen strategi adalah penilaian lingkungan organisasi melalui proses analisis lingkungan organisasi. Yang dimaksud disini meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh di dalam organisasi yang berdampak pada kehidupan organisasi berupa kekuatan internal dan kelemahan internal.
Lingkungan Internal meliputi :
1.      Kekuatan adalah situasi dan kemampuan Internal yang bersifat positif yang memungkinkan organisasi memenuhi keuntungan strategi dalam mencapai visi dan misi.
2.      Kelemahan Internal adalah situasi dan factor-faktor dalam organisasi yang bersifat negative, yang menghambat organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan misi.[1]

B.     Sumber Daya, Kapabilitas dan kompetensi Inti.
Di dalam lingkungan internal terdapat tiga sub bahasan diantaranya adalah sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi inti. Menurut pandangan Resource Based View berpendapat bahwa sumber daya yang dimiliki perusahaan jauh lebih penting daripada struktur industry dalam memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Pendekatan ini memandang organisasi sebagai sekumpulan aset dan kapabilitas. Tidak ada dua perusahaan yang sama karena tiap-tiap perusahaan memiliki pengalaman, aset, kapabilitas perusahaan akan menentukan efisiensi dan efektivitas setiap pekerjaan yang dilakukan perusahaan.
Beberapa aset (sumber daya) kunci tertentu akan memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi perusahaan. Walaupun demikian, sebuah perusahaan akan berhasil jika memiliki sumber daya yang paling tepat dan paling baikuntuk usaha dan strateginya. Sumber daya meliputi seluruh aset keuangan, fisik, manusia, dan budidaya perusahaan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan, menciptakan, dan menjual produk atau jasanya kepada para pelanggan. Walaupun setiap perusahaan memiliki sumber daya, namun tidak seluruhnya mampu memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Keunggulan kompetitif akan diperoleh organisasi yang memiliki aset atau kapabilitas yang unik. Agar sumber daya dapat menjadi unik harus memenuhi beberapa syarat diantaranya adalah sukar dalam hal pembuatan, pembelian, substitusi, dan tiruannya. [2]
Tiga Sumber Daya Dasar :
1.      Aset yang terlihat
Merupakan aset yang paling mudah diidentifikasi dan sering ditemukan pada neraca perusahaan. Yang termasuk dalam aset terlihat diantaranya adalah fasilitas produksi, bahan mentah, sumber daya financial, dan computer. Aset yang terlihat umumnya berupa aset fisik dan financial yang digunakan perusahaan untuk memberikan nilai kepada konsumennya.
2.      Aset tak terlihat
Merupakan aset yang tidak bisa dilihat dengan mata bahkan disentuh. Yang termasuk dalam aset ini misalnya adalah merek, reputasi, moral organisasi, pengetahuan teknis, hak paten, merek dagang, dan akumulasi pengalaman dari perusahaan. Walaupun tidak bisa dilihat dan disentuh, aset-aset ini sering member peran penting terhadap keunggulan kompetitif. Misal sebagai gambaran pentingnya merek (brand) sebagai aset tak terlihat yang menciptakan nilai tersendiri bagi para konsumen dan sekaligus merupakan ekuitas perusahaan.
3.      Kapabilitas organisasi
Merupakan keahlian berupa kemampuan dan cara mengkombinasikan aset, manusia dan proses yang bukan merupakan input yang spesifik sebagaimana aset terlihat maupun aset tak terlihat, namun dapat dimanfaatkan perusahaan untuk mengubah input menjadi output.
Kapabilitas menunjukkan kapasitas atau kemampuan perusahaan untuk mengintegrasikan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kapabilitas terus dikembangkan sebagai hasil dari interaksi komples yang saling menguntungkan serta keterkaitan antara sumber daya yang terlihat dan tak terlihat berdasarkan perkembangan, pertukaran atau berbagai informasi dan pengetahuan dalam suatu organisasi.
Kapabilitas menjadi penting ketika dikombinasikan secara unik untuk  menciptakan kompetensi inti yang memiliki nilai strategic dan dapat menghasilkan keunggulan kompetitif. Pada dasarnya kompetensi inti merupakan “apa yang dilakukan perusahaan, yang bernilai secara strategik”. Leonard Burton dkk. Mendifinisikan esensi kompetensi inti sebagai “apa yang membuat suatu organisasi unik dalam hal kemampuannya menawarkan nilai kepada para pelanggannya”. Dengan demikian, kompetensi inti adalah nilai utama perusahaan/organisasi dalam penciptaan keahlian dan kapabilitas yang disebarkan melalui bermacam garis produksi ataupun bisnis.[3]
Ketidak jelasan strategi dan kekakuan dapat mengekang kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau tantangan kompetensi. Kondisi yang mempengaruhi manajerial tentang sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi inti adalah :
1.      Ketidakpastian : berhubungan dengan karakteristik lingkungan umum dan industry, tindakan para pesaing, dan prefensi pelanggan.
2.      Kompleksitas : berhubungan dengan saling keterkaitan yang membentuk lingkungan perusahaan dan persepsi terhadap lingkungan.
3.      Konflik intraorganisasi : terjadi di antara pembuat keputusan manajerial dan di pengaruhi oleh keputusannya.[4]

C.    Karakteristik Sumber Daya Berharga
1.      Sumber daya tersebut dapat menambah nilai
Maksudnya adalah sumber daya tersebut dapat digunakan untuk memanfaatkan kondisi lingkungan yang dapat member penghasilan untuk organisasi, atau juga dapat digunakan untuk menetralisasi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan.
2.      Langka
Idealnya tidak ada pesaing yang memiliki sumber daya yang sama. Semakin banyak perusahaan yang memiliki sumber daya atau kapabilitas yang sama, semakin kecil sumber daya atau kapabilitas tersebut menjadi sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi perusahaan.
3.      Sumber daya tersebut (sebaiknya) sukar ditiru
Peniruan oleh pesaing dapat dilakukan dengan duplikasi dan substitusi. Duplikasi terjadi ketika pesaing menciptakan sumber daya yang sama. Substitusi terjadi ketika pesaing menggantikan beberapa sumber daya dengan sumber daya alternative untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan hasil yang sama.
4.      Sumber daya perusahaan tidak hanya harus bernilai, langka, dan sukar ditiru, namun perusahaan juga harus mempunyai kemampuan dalam memanfaatkannya.
Keempat karakter ini menambah nilai (value), langka (rare), sukar ditiru (hard to imitate), kemampuan dalam memanfaatkan (ability to exploit) adalah indicator-indikator yang penting dalam menentukan apakah suatu sumber daya dapat dijadikan keunggulan kompetitif suatu perusahaan atau tidak.
Sumber daya yang dapat ditiru oleh para pesaing hanya menimbulkan nilai yang sementara dan tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjangnya. Ketika pertama kali muncul, wendy’s adalah satu-satunya pengusaha roti burger dengan layanan pengiriman langsung ke pintu rumah. Kapabilitas unik ini memberikan nilai yang khas bagi konsumen. Pengusaha burger lain kemudian meniru langkah wendy’s namun keberhasilan wendy’s terus terbangun dari sumber daya yang menimbulkan kompetensi khusus lainnya.
RBV mengidentifikasi berapa karakteristik yang disebut mekanisme isolasi, yang membuat sumber daya sukar untuk ditiru dan menjadi berharga (pearce dan robinson, 2003: 126-131)
1.      Superioritas kompetitif: Apakah dengan sumber daya yang ada perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih baik dibanding pesaing? Dua restoran dapat saja menawarkan makanan dengan menu dan harga yang setara, namun yang memiliki lokasi yang dekat dengan kampus akan lebih dipilih oleh para mahasiswa dan dosen yang berada di sekitar lokasi kampus.
2.      Kelangkaan sumber daya: Apakah pasokan sumber sumber daya relative terbatas?
3.      Kemudahan ditiru: Apakah sumber daya mudah ditiru atau didapatkan? Model RBV mengidentifikasi factor-faktor yang membuat sumber daya sulit ditiru:
·         Keunikan fisik. Sumber daya yang unik secara fisik secara jelas sukar untuk ditiru. Misal: estat, hak tambang, Mickey Mouse Disney, Winter Park, dan Peristirahatan Colorado Iron Horse, yang kesemuanya menunjukkan keunikan secara fisik.
·         Jalur (path) ketergantungan sumber daya sangat sukar untuk ditiru karena ‘jalur’ sulit dibuat oleh perusahaan lain. Hal ini merupakan sumber daya yang tidak bisa diperoleh secara instan dan harus diperoleh melalui proses, memakan biaya mahal serta sulit untuk dilakukan percepatan.
·         Ambiguitas kausal adalah cara yang ketiga bagi perusahaan agar sumber dayanya tidak bisa/sukar ditiru. Ambiguitas kausal adalah situasi yang sulit dipahami oleh pesaing secara tepat tentang bagaimana suatu perusahaan menciptakan keuntungan yang telah dinikmatinya. Pesaing tidak bisa menggambarkan keunikan dari nilai sumber daya tersebut atau bagaimana mengkombinasi sumber daya untuk menghasilkan keunggulan kompetitif.
·         Economic deterrence keadaan dimana dibutuhkan investasi yang besar untuk meniru sumber daya yang dimiliki.
4.      Appropriability. Siapa sebenarnya yang memperoleh keuntungan yang diciptakan oleh sumber daya? Sumber daya yang dikembangkan dan dikendalikan oleh perusahaan akan lebih berharga daripada sumber daya yang mudah dibeli, dijual atau berpindah dari suatu perusahaan ke perusahaan lain.
5.      Daya tahan: Seberapa cepat sumber daya akan menyusut? Semakin perlahan sumber daya mengalami depresiasi, semakin berharga sumber daya tersebut. Aset yang terlihat biasanya lebih mudah mengalami depresiasi dibanding aset tak terlihat.
6.      Dapat digantikan (substitutability): Apakah tersedia alternatif lain selain sumber daya yang dimiliki? DeLite di Amerika tadinya adalah restoran cepat saji yang memfokuskan pada makanan ringan seperti salad dan sandwich. Sumber daya utamanya adalah makanan cepat saji, yang memiliki kalori rendah dan mengandung lemak yang rendah. Namun Wendy’s, McDonald’s, Burger King dan Hardess melakukan adaptasi makanannya dengan menawarkan salad bar dan “lean sandwich”. Dengan sedikit perubahan menu dan fasilitas operasi, para pesaing DeLite mampu menawarkan substitusi atas menu utama DeLite, bahkan membuat DeLite tersingkir dalam industry restoran cepat saji.
Sulitnya suatu sumber daya ditiru lebih akurat diukur dalam rangkaian kesatuan yang menggambarkan tingkat kesulitan dan jangka waktunya. Beberapa sumber daya mungkin memiliki tahapan pencegahan terhadap peniruan. Kategori sumber daya berdasarkan tingkat kesulitan ditiru oleh pesaing adalah:
1.      Mudah ditiru
·         Uang tunai
·         Komoditas
2.      Dapat ditiru (tapi banyak yang tidak dapat)
·         Kemampuan mengantisipasi perubahan
·         Skala ekonomis
3.      Sukar ditiru
·         Loyalitas merek
·         Kepuasan pekerja
·         Reputasi kejujuran
4.      Tidak dapat ditiru
·         Hak paten
·         Lokasi khusus
·         Aset khusus, misalnya Hak Pengusahaan Hutan, Hak Pertambangan.

D.    TELAAH LINGKUNGAN INTERNAL
Telaah lingkungan internal (PLI)
PLI ini mencermati (scanning) kekuatan dan kelemahan di lingkungan internal organisasi sendiri yang dapat dikelola manajemen meliputi antara lain:
a.       Struktur organisasi termasuk susunan dan penempatan personelnya.
b.      Sistem organisasi dalam mencapai efektivitas organisasi termasuk efektivitas komukasi internal.
c.       Sumber daya Manusia, sumber daya Alam, tenaga terampil (skill) dalam tingkat pemberdayaan sumber daya, termasuk komposisi dan kualitas sumber daya Manusianya.
d.      Biaya operasional berikut sumber dananya.
e.       Faktor-faktor lain yang menggambarkan dukungan terhadap proses kinerja/misi organisasi yang sudah ada, maupun yang secara potensial dapat uncul dilingkungan internal organisasi seperti teknologi yang telah digunakan sampai saat ini.[5]

Dari telaah tersebut, dapat diperoleh gambaran menyeluruh tentang situasi dan kondisi organisasi dari berbagai aspek, internal dan telaah situasi dan kondisi serta dikaitkan dengan visi, misi dan Nilai-nilai, barulah dilakukanpembobotan/rating dalam bentuk kesimpulan analisis, baik internal maupun eksternal dan dikembangkan kearah suatu perencanaan strategik (renstra) yang tepat.

1.      Kesimpulan Analisis Faktor Internal
Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI) merupakan daftar prioritas faktor lingkungan, baik internal maupun eksternal, serta dampaknya terhadap masa depan organisasi yang selanjutnya akan berpengaruh pada hubungan internal organisasi. Dalam kaitannya dengan penyusunan perencanaan strategik organisasi dapat juga disebut sebagai “Inventarisasi Organisasi”.
Faktor internal dan eksternal yang sudah diidentifikasikan pada tahap sebelumnya, kemudian masing-masing diberi bobot, rating, rating, dan skor (nilai) untuk mengetahui prioritasnya. Bobot adalah kemungkinan (probability) dampak dari faktor strategik organisasi terhadap keberhasilan organisasi masa kini dan masa depan. Bobot masing-masing faktor tersebut diberi nilai tinggi untuk yang penting (berdampak besar bagi kinerja organisasi) dan diberi nilai rendah faktor strategik yang kurang penting (dampak terhadap kinerja organisasi kecil).
KAFI ini harus mencantumkan semua kondisi atau keadaan selengkap-lengkapnya dan tidak dibenarkan untuk menghilangkan atau menghapuskan sekecil apapun data tentang kondisi yang berkaitan dengan visi dan misi serta nilai-nilai organisasi. Hal ini penting, karena hal yang kecil pada masa kini dapat saja menjadi hal yang besar pada masa depan. Hal ini jiga mencegah agar organisasi tidak menyusun suatu perencanaan strategik dengan dasar atau anggapan bahwa di masa depan tidak akan terjadi suatu situasi atau kadaan yang maha sulit.
Perencanaan itu memerlukan dasar yang konsisten. Dengan mengembangkan KAFI dan KAFE, manajemen dapat memperoleh dasar-dasar perencanaan strategik, dan untuk selanjutnya menyusun rencana kerja dan implementasi perencanaan strategik yang mantap. Apabila terjadi perubahan-perubahan pada implementasi perencanaan strategik ini (dan manajemen harus peka terhadap terjadinya perubahan), perencanaan strategik dengan rencana kerjanya harus ditinjau dan diteliti ulang, untuk kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian apabila memang diperlukan.
Salah satu contoh KAFI organisasi adalah yang pernah disusun oleh National Archives and Records Administration (NARA)-USA (semacam arsip Nasional di Indonesia), sebagai berikut:
Beban kerja dan Sumber daya: NARA akan tumbuh terus seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan pemerintah akan informasi, sedangkan sumber daya akan menjadi masalah yang signifikan dalam beberapa tahun mendatang. Sumber daya manusia akan lebih berarti daripada sumber daya dana.
Hubungan dengan pihak luar : akan sangat berpengaruh terhadap operasi NARA dengan banyaknya isu yang perlu di ungkapkan oleh pihak luar.
Pelayanan yang diharapkan dan keterbatasan sumber daya dana: harapan akan pelayanan yang lebih cepat bagi publik dan pemerintah akan terus meningkat (dengan penyampaian informasi secara elektronik), dan lebih cepat dari pada tersedianya dana untuk itu. Dengan data yang lengkapdan terperinci, manajemen dapat melihat secara jelas dasar-dasar untuk menyususn suatu rencana kegiatan (action plan), dan bila terjadi perubahan dapat menetapkan apakah strategi organisasi perlu diubah atau disesuaikan.[6]



2.      Tipe Dasar KAFI Organisasi
Pertama, mencakup identifikasi yang cukup luas, yang biasanya dikembangkan oleh kebanyakan organisasi tanpa memandang besar kecilnya organisasi ataupun bidang organisasi. KAFI ini meliputi kecenderungan politik, kondisi ekonomi, perubahan teknologi dan perilaku social.
Kedua, jauh lebih sempit dan unik atau spesifik bagi organisasi yang telah mapan dengan system perencanaan yang mantap, misalnya pada perusahaan penyedia tenaga listrik untuk publik. Beberapa dekade yang lalu banyak perencanaan jangka panjang yang kurang memperhatikan masalah bahan bakar minyak, berbeda dengan masa kini.[7]


[1] Akdon, Strategic Management for Educational Management, Alfabeta, Bandung: 2006, halaman 111
[2] Kuncoro M., SRATEGI, Erlangga, Jakarta: 2006, halaman 38
[3] Ibid., halaman 40
[4] Ibid.,halaman  45-46
[5] Akdon, Strategic Management for Educational Management, Op.Cit., halaman 112-1113
[6] Ibid.,halaman 116
[7] Ibid., halaman 121

Comments

Popular Posts