Identifikasi dan Analisis Peluang Usaha Baru
A. Pengertian Identifikasi Peluang Usaha
Identifikasi
peluang usaha adalah pengenalan pengetahuan seseorang tentang peluang-peluang
usaha, baik usaha yang ada di sekitarnya maupun yang ada diluar daerahnya
ataupun usaha yang sudah di ketahui sampai yang belum diketahui.
Identifikasi
berarti tanda kenal diri, atau penetapan identitas seseorang, benda atau
sebagainya. Sedangkan peluang berarti kesempatan baik yang jangan disia-siakan.
Usaha merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk
mencapai suatu tujuan. [1]
Jadi, identifikasi peluang usaha
merupakan penetapan kesempatan yang baik untuk menciptakan suatu kegiatan
dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Cara Mengidentifikasi Dan Menganalisis Peluang
Usaha Baru
Tidak selalu jelas apakah keadaan
tertentu yang dihadapi seorang entrepreneur merupakan sebuah masalah atau
sebuah peluang (opportunity). Peluang yang tidak dimanfaatkan, merupakan
masalah bagi entrepreneur.
David B. Gleicher mengungkapkan bahwa sebuah
masalah merupakan suatu hal yang mengurangi kemampuan suatu organisasi dalam
mencapai sasarannya. Sedangkan peluang merupakan sesuatu yang memberikan
kesempatan untuk melampaui sasaran yang ditetapkan. [2]
Peluang usaha
bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan tindakan yang mungkin dan
layak untuk mewujudkannya. Adapun persyaratan pokok dalam memanfaatkan peluang
usaha pada masa depan ialah berfikir positif, optimisme, bersedia bekerja keras
dan mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, dan mau percaya bahwa pada
hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin.
Cara
mengidentifikasi peluang usaha atau bisnis yang ada bisa dicari, asal saja
wirausahawan itu bekerja keras, ulet dan percaya kepada kemampuan sendiri.
Setiap wirausahawan sebenarnya mempunyai peluang (opportunity) untuk maju.
Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha atau bisnis, seorang wirausahawan
harus berfikir secara positif dan kreatif di antaranya :
1.
Harus percaya
dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan.
2.
Harus menerima
gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis.
3.
Harus
mendengarkan saran-saran orang lain.
4.
Harus mempunyai
etos kerja yang tinggi.
5.
Pandai
berkomunikasi.
Resep
Dr. D. J. Schwartz tentang cara memanfaatkan peluang bisnis adalah sebagai
berikut :
1.
Percaya dan
yakin bahwa usaha bisa di laksanakan.
2.
Janganlah
hadiri lingkungan yang statis yang akan melumpuhkan pikiran wirausahawan.
3.
Setiap hari
bertanyalah pada diri sendiri, “ bagaimana saya dapat melakukan usaha lebih
baik ?”
4.
Bertanya dan
dengarkanlah.
5.
Peluas pikiran
anda.
Dalam
memanfaatkan peluang usaha Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan yang
mencakup 4 unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan :
1.
Work hard (kerja
keras)
2.
Work smart
(kerja cerdas)
3.
Enthusiasm
(kegairahan)
4.
Service
(pelayanan)[3]
Sebelum memulai bisnis,
perhatikan situasi lingkungan secara cermat. Langkah pengamatan dengan
cara menjawab pertanyaan barikut :
Apakah ada peluang usaha seperti yang
diinginkan? Apakah liku-liku bisnis yang akan di lakukan telah diketahui benar,
mulai dari cara mengawalinya , membuat, menjual, menyimpan, sampai cara
mendapatkan modal usaha? Adakah pesaing dan calon pesaing di lapangan bisnis
itu dan sejauh mana para pesaing itu tidak dikenal? Seberapa besarkah pasar
yang hendak digarap? Bila bisnis yang
akan di kerjakan memerlukan pemasok, sudahkah diketahui benar siapa yang bakal
menjadi suplier dan apakah ada suplier
potensial lainnya? Bila bisnis itu berups barang sudahkan diketahui
tehnik perbuatan barang yang di maksud?
Seberapa banyak modal sudah di tangan atau bagaimana pula bila memerlukan
pinjaman untuk penambahan modal? Bagaimana cara mendapatkan tenaga kerja yang
diperlukan? Apakah sudah dapaat ditemukan dan ditentukan lokasi usahanya?
Apakah sudah dimengerti seluk beluk peralatan yang diperlukan? Apakah sudah
diketahui segala peraturan dan ketentuan yang menyangkut bidang usaha, seperti
UU gangguan, izin usaha, pajak resmi, kebersihan, tata kota, dan sebagainya?
Daftar pertanyaan
tersebut yang masih dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan dan
sifat usaha yang diinginkan sangat membantu identifikasi peluang bisnis. Inti
dari daftar pertanyaan itu adalah situasi lingkungan usaha harus diperhatikan
dengan seksama sebelum memtuskan jenis usaha apa yang akan dikerjakan. [4]
Dari hasil penelitian, terdapat berbagai cara dan sebab untuk memulai
usaha baru, diantaranya :
1.
Faktor keluarga
2.
Sengaja terjun menjadi
pengusaha
3.
Kerja sampingan (iseng)
4.
Coba-coba
5.
Terpaksa.[5]
Tindakan
mengidentifikasi sebuah peluang merupakan pekerjaan yang sangat sulit. Yang
harus diperhatikan sebelum memulai usaha adalah pemilihan bidang usaha. Hal ini
dilakukan agar kita mengenal seluk beluk usaha dan mampu mengelolanya.
Pemilihan bidang usaha disesuaikan dengan beberapa faktor, diantaranya :
1.
Minat dan bakat
seseorang.
Minat
atau bakat seseorang ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang. Artinya,
ketertarikan pada suatu bidang sudah tertanam dalam dirinya. Karena ini
merupakan salah satu faktor penentu dalam menjalankan usaha.
2.
Modal
Dalam
arti luas modal berarti uang. Karena diperlukan sejumlah uang untuk memulai
usaha. Dalam arti sempit, modal berarti keahlian seseorang. Dimana dengan
keahlian, seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang
untuk menjalankan usaha.
3.
Waktu
Yaitu
masa seseorang untuk menikmati hasil dari usahanya. Setiap usaha memiliki waktu
yang berbeda-beda, ada yang dalam jangka waktu pendek, menengah, dan jangka
panjang.
4.
Laba
Yaitu jumlah keuntungan
yang akan diperoleh dalam menjalankan usaha baru.
5.
Pengalaman
Pengalaman pribadi
pengusaha atau pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan usaha.
Dimana hal ini dapat dijadikan pedoman untuk meminimalisir kesalahan.
Berikut
ini peluang usaha yang dapat digeluti untuk pemula, terutama untuk usaha kecil
dan menengah :
1.
Sektor kecantikan
2.
Sektor keterampilan
3.
Sektor konsultan
4.
Sektor industri
5.
Sektor tambang
6.
Sektor kelautan
7.
Sektor perikanan
8.
Sektor agribisnis
9.
Sektor perdagangan
10. Sektor pendidikan
11. Sektor percetakan
12. Sektor seni
13. Sektor kesehatan
14. Sektor pariwisata. [6]
Berikut ini cara menganalisis
peluang usaha :
1.
Analisis peluang
usaha berdasarkan jenis produk atau jasa :
a.
Minat
seseorang, misalnya berminat dalam dunia perdagangan, jasa atau bidang lainya.
b.
Modal, apakah
sudah tersedia modal awal atau belum, baik dalam bentuk uang maupun barang atau
mesin.
c.
Relasi, apakah
ada keluarga atau teman yang sudah terlebih dahulu menekuni usaha yang sama.
Di samping itu,
memiliki bidang usaha juga harus mempertimbangkan hal berikut:
a.
Pengaruh
lingkungan sekitar.
b.
Banyak
sedikitnya poermintaan masyarakat terhadap jenis usaha yang akan kita pilih.
c.
Kecocokan
antara kebutuhan masyarakat dengan jenis usaha tertentu.
d.
Banyak
sedikitnya pesaing.
e.
Adanya
kemampuan untuk bertahan dan memenangkan persaingan.
Contoh peluang
usaha dibidang biasa yang sangat dibutuhkan masyarakat, antara lain sebagai
berikut :
a.
Jasa servis
b.
Jasa hiburan.
Contoh: bioskop, diskotik, kafe, layar tancap, dan sebagainya.
c.
Jasa
transportasi. Contoh: menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah, rental
mobil, dan sebagainya.
d.
Jasa perantara.
Contoh: membantu masyarakat yang akan menjual atau membeli barang, seperti
tanah, rumah, sawah, kendaraan bermotor dan mobil.
e.
Jasa kesehatan.
Contoh: memberikan sarana kebugaran, kesehatan, dan kecantikan, seperti
fitness, SPA, pijat refleksi, dan pengobatan alternatif.
f.
Jasa yang lain.
Contoh: jasa penitipan anak, katering, tenanga kebersihan, penulisan atau
pengetikan karya tulis, dan sebagainya.
Produk yang
dibutuhkan oleh masyarakat yang penuh kesibukan sekarang ini dapat di
kelompokkan menjadi seperti berikut :
a.
Produk yang
mampu mempermudah pekerjaan dirumah. Contoh: alat pemasak nasi sekaligus penyimpan
dan pemanas nasi beserta sayur.
b.
Produk yang
mampu mempermudah pekerjaan diluar rumah. Contoh: tas multifungsi, yang bisa di
pakai buat kerja, tetapi juga buat membawa pakaian atau buat perjalanan, yang
bisa dilipat atau dimodifikasi dan lain sebagainya.
c.
Produk lainnya
yang dibutukan tanpa mengenal tempat. Contoh: air dalam kemasan, mie instan,
tas, dan sebagainya.
2.
Analisis
Peluang Usaha Berdasar Minat dan daya beli Konsumen
Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita dirikan, kita bisa melakukan observasi. Observasi ini bisa dilakukan dengan cara :
Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita dirikan, kita bisa melakukan observasi. Observasi ini bisa dilakukan dengan cara :
a.
Mengadakan
pengamatan langsung ke pasar.
b.
Melakukan
wawancara.
c.
Memberikan
angket untuk diisi oleh calon konsumen.
Cara kedua
yaitu kita harus meneliti siapa konsumen yang akan menggunakan produk kita. Hubungan
antara minat, daya beli dan kelangsungan usaha adalah dapat digambarkan sebagai
berikut :
a.
Minat besar,
daya beli kuat, kelangsungan usaha terjamin.
b.
Minat besar,
daya beli rendah, kelangsungan usaha terhambat.
c.
Minat rendah,
daya beli rendah, usaha tidak dapat berlangsung.
Kesimpulan
bahwa agar produk yang kita ciptakan mampu menarik minat konsumen dan terjangkau
oleh mereka, maka kita harus :
a.
Memilih dan
membuat produk yang bermanfaat, berkualitas dan laku dijual dengan harga
bersaing.
b.
Membuat desain
yang baru dan harga terjangkau.
c.
Membuat produk
lebih cepat dan lebih murah.
d.
Memilih dan
menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan.
C.
Sumber-Sumber Potensial Peluang
Menurut Zimmer dalam Suryana (2001),
ide-ide yang berasal dari wirausahawan dapat menciptakan peluang untuk memenuhi
kebutuhan real di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar
sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan
nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausahawan perlu mengidentifikasi dan
mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara:
1.
Mengantisipasi banyaknya risiko yang dapat
dieliminisasi melalui strategi proaktif.
2.
Penyebaran risiko pada aspek yang paling
mungkin.
3.
Mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau
manfaat.
Ada 3 risiko yang dapat dievaluasi, yaitu:
1.
Risiko pasar atau risiko persaingan, yang
terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar, seperti faktor lingkungan, ekonomi,
teknologi,demografi, dan sosial politik.
2.
Risiko finansial, terjadi akibat rendahnya
hasil penjualan dan tingginya biaya.
3.
Risiko teknik, terjadi sebagai akibat adanya
kegagalan teknik.
Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana
(2001), kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide-ide untuk menghasilkan
barang-barang dan jasajasa baru. Ide itu sendiri bukanlah peluang dan tidak
akan muncul apabila wirausahawan tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan
secara terus-menerus.
Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi
sebagian besarpeluang tercipta ketika wirausahawan memiliki cara pandang baru
terhadapide yang lama. Terdapat beberapa cara agar ide dapat menjadi peluang,
antara lain:
1.
Ide dapat digerakkan secara internal melalui
perubahan cara-cara atau metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan
pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2.
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan
jasa baru.
3.
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi
bagaimana pekerjaan dilakukan atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.
Agar ide-ide yang masih potensial menjadi
peluang bisnis real maka wirausahawan harus bersedia melakukan evaluasi
terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide potensial menjadi
produk dan jasa real dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menciptakan
produk baru dan berbeda
Ketika ide
dimunculkan secara real, seperti dalam bentuk barang dan jasa baru maka produk
dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di pasar.
Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau
penggunanya. Oleh sebab itu, wirausahawan harus mengetahui secara terperinci
perilaku konsumen di pasar. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
mengamati perilaku pasar.
a.
Permintaan terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan, baik dalam jumlah dan mutunya.
b.
Waktu permintaan dan penyerahan barang dan
jasa.
2. Mengamati pintu
peluang
Wirausahawan
harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya kemungkinan
pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan
produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan
mengamati kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Untuk
mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing dan peluang
yang dapat kita peroleh, didasarkan pada beberapa pertanyaan penting, seperti
berikut ini:
a.
Pertanyaan untuk mengetahui teknik yang
dimiliki pesaing dalam pengembangan produk.
1)
Bagaimana kemampuan teknik yang dimiliki
pesaing dalam pengembangan produk jika dibandingkan dengan yang wirausahawan
miliki?
2)
Bagaimana reputasi (track record)
pesaing untuk mencapai sukses dalam pengembangan produk?
b.
Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan
kekuatan pesaing tentang kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki.
1)
Sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing
untuk melakukan investasi?
2)
Keunggulan pasar apa yang dimiliki pesaing?
c.
Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu
peluang ada atau tidak.
1)
Sejauh mana kecepatan perusahaan membawa produk
ke pasar dapat mendahului pesaing?
2)
Apakah kapabilitas dan sumber-sumber yang
dimiliki perusahaan cukup untuk membawa produk ke pasar yang sedang dikuasai
pesaing?
3)
Apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukup
untuk menguasai serangan pesaing.
Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana
(2001) beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang adalah sebagai berikut.
a.
Produk baru harus segera dipasarkan dalam
jangka waktu yang relatif singkat.
b.
Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu,
penggunaan teknik harus dipertimbangkan sebelumnya.
c.
Keadaan di mana pesaing tidak begitu agresif
untuk mengembangkan strategi produknya.
d.
Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi
dalam mempertahankan posisi pasarnya.
e.
Perusahaan baru memiliki kemampuan dan
sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.
3. Analisis produk
dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini
sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan
memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk
tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisien dari biaya yang
dikeluarkan oleh pesaing?
4. Menaksir biaya
awal
Berapa biaya
awal yang diperlukan oleh usaha baru, dari mana sumbernya dan untuk apa
digunakan? Berapa yang diperlukan untuk operasi, untuk perluasan dan untuk
biaya lainnya?
5. Memperhitungkan
risiko yang mungkin terjadi
Risiko yang
harus diperhitungkan terdiri atas risiko teknik, risiko finansial, dan risiko
pesaing.
a.
Risiko teknik, berhubungan dengan proses
pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan dan sesuai dengan
kapabilitas serta karakteristiknya sehingga produk tersebut dapat diterima
pasar.
b.
Risiko finansial adalah risiko yang timbul
sebagai akibat ketidakcukupan finansial baik pada saat pengembangan produk baru
maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan dalam memberikan
dukungan biaya produk baru.
c.
Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan
pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko pesaing terdiri atas:
1)
kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk
antara yangn dikembangkan wirausahawan dengan yang dikembangkan pesaing;
2)
tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam
pengembangan produknya;
3)
seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi
pengembangan produk baru dan produk yang dilempar ke pasar;
4)
apakah perusahaan baru cukup kuat untuk
mengatasi serangan-serangan pesaing?[7]
D.
Faktor Penyebab Kegagalan Dan Keberhasilan
Usaha Baru
Kegagalan dalam memilih peluang bisnis baru biasanya disebabkan oleh :
1.
Kurangnya obyektivitas
2.
Kurangnya kedekatan
dengan pasar
3.
Pemahaman kebutuhan
teknis yang tidak memadai
4.
Diabaikannya kebutuhan
finansial
5.
Kurangnya diferensiasi
produk
6.
Pemahaman terhadap
masalah-masalah hukum yang tidak memadai
Adapun
faktor-faktor penunjang kesuksesan usaha baru meliputi:
1.
Superioritas
atau kualitas produk dalam hal fitur, manfaat, keunikan, corak atau model, dan
sebagainya.
2.
Keunggulan
ekonomis bagi konsumen, berupa value for money.
3.
Sinergi antara
produk baru dan perusahaan secara keseluruhan, terutama dalam hal pemanfaatan
ketrampilan pemasaran, keterampilan manajerial, dan pengetahuan bisnis yang
telah mapan.
4.
Kompatibilitas
teknologi dengan kapabilitas riset dan pengembangan, rekayasa, dan produksi
perusahaan.
5.
Familiaritas
bagi perusahaan.
6.
Kebutuhan, pertumbuhan
dan ukuran pasar yang mencerminkan peluang pasar.
7.
Situasi
persaingan.
8.
Jenis peluang
yang tersedia, yaitu apakah produk baru tersebut memiliki pasar yang telah
mapan ataukah benar-benar produk inovatif yang pasarnya juga belum berkembang.
[1] http://donyahmad28.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-identifikasi-peluang-usaha.html diakses pada
hari Senin
[2] Winardi, Entrepreneur
& Entrepreneurship, Prenada Media, Jakarta Timur, 2003, hlm. 160
[3]
http://pajarilahi94.blogspot.co.id/2012/03/menganalisis-peluang-usaha.html,
diakses pada hari Senin
[4] Husni mubarok,
Pengantar Bisnis, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm. 98-99
[5] Kasmir, Kewirausahaan,
PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 38
[6] Ibid. Kasmir,
hlm. 44-47
[7]
http://monaliasakwati.blogspot.co.id/2011/12/identifikasi-peluang-dalam-wirausaha.html,
diakses pada hari Senin
Jadwal sabung ayam Digmaan
ReplyDeleteTerima kasih atas informasinya, artikel serupa bisa diliat di
ReplyDeleteAgen SBOBET Indonesia Terpercaya
Agen SBOBET Indonesia Terpercaya
Agen SBOBET Indonesia Terpercaya
Agen SBOBET Indonesia Terpercaya
Agen SBOBET Indonesia Terpercaya
Agen SBOBET Indonesia Terpercaya
Agen SBOBET Indonesia Terpercaya
Agen SBOBET Indonesia Terpercaya
Agen SBOBET Indonesia Terpercaya