visi, misi dan tujuan organisasi
1.
Merancang
strategic arechitekture
a. Perencanaan
Perencanaan
sebagai padanan kata asing “planning”, dapat diartikan sebagai suatu saran
untuk mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai kondisi-kondisi lingkungan
kedalam rencana yang berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur.
Perencanaan
meruapakan suatu proses menyusun konsepsi dasar suatu rencana yang meliputi
kegiatan-kegiatan:
1. Mengidentifikasi
2. Mengadakan
studi
3. Mendeterminasi
4. Memprediksi
5. Melakukan
tindakan
b. Perancangan
Perancangan
merupakan upaya untuk menentukan komponen fisik yang tepat dari sebuah struktur
fisik. Kalau dalam arti luas perancangan adalah usulan pokok yang mengubah
sesuatu yang lebih baik melalui tiga
proses yaitu, mengidentifikasi maslah,
mengidentifikasi metode untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan
masalah.
Sebelum menyusun pernyataan visi dan
misi, perlu dipahami adanya 3 unsur yang harus dimiliki perusahaan agar sukses,
ialah:
Sasaran bersama.
Setiap karyawan dalam perusahaan
biasanya akan bekerja spesialis pada bidangnya, perhatian tertuju pada rincian
pekerjaan sendiri, tetapi setiap karyawan harus bekerja bersama-sama, dan
mempunyai komitmen terhadap sasaran –misi- perusahaan. Tanpa ada sasaran
bersama dan komitmen untuk mensukseskan sasaran tersebut, perusahaan tidak akan
mampu bertahan.
Nilai-nilai bersama.
Ini adal;ah hal yang sangat penting walaupun
seringkali sulit ditentukan. Dalam mencapai sasaran bersama, karyawan
memerlukan nilai-nilai yang menuntun mereka dalam memperlakukan pekerjaannya
dan memperlakukan karyawan satu dengan yang lain. Perusahaan yang mau maju
perlu menegakkan budaya dalam perusahaan yang didasarkan pada kepercayaan dan
partisipasi. Budaya perusahaan akan membantu tumbuhnya kreativitas dan
produktivitas, serta meningkatkan karya karyawan maupun kehidupan mereka.
Kehadiran kepemimpinan.
Budaya perusahaan
tidak dapat dipertahankan tanpa kepemimpinan.Karyawan yang bekerja diperusahaan
yang maju dan produktif merasakan adanya hubungan pribadi dengan pimpinan perusahaan.Ini
merupakan hubungan yang mengilhami komitmen terhadap visi perusahaan.Pemimpin
merupakan penentu kualitas`lingkungan kerja (Wall, Solum & Sobol, 1999).
2.
Membedakan
visi dan Misi
Visi
adalah pandangan jauh tentang suatu organisasi atau perusahaan, Visi biasanya
diartikan sebagai jawaban mendasar terhadap pertanyaan “what do we want to become” (akan seperti apakah kita dimasa depan).
Perumusan visi dipandang penting agar setiap anggota organisasi memiliki
kejelasan mengenai cita-cita atau mimpi kolektif yang berusaha diwujudkan
dimasa depan.
Beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan tentang pernyataan visi :
1. Visi menunjukkan arah strategis;
2. Visi lebih menunjukkan apa yang
ingin dicapai, buka bagaimana cara mencapainya;
3. Seperti pernyataan ’tujuan jangka
panjang’, visi bisa berupa hasil akhir (misalnya besar pendapatan dan
keuntungan, besar pangsa pasar, dsb.), bisa juga berupa kemampuan (misalnya
mampu memproduksi biodisel dengan oktan tinggi);
4. Visi dan goal berbeda dalam jangka
waktu pencapaian. Goal adalah suatu langkah yang harus dicapai dalam jangka
waktu tertentu untuk mencapai visi yang diinginkan;
5. Visi merupakan representasi dari
keyakinan mengenai bagaimanakah seharusnya bentuk organisasi perusahaan dimasa
depan dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik, dan stakeholder lainnya.
Selain untuk memacu arah organisasi, pernyataan visi yang baik seringkali mampu
membangkitkan semangat, karena anggota organisasi merasayakin bahwa
organisasinya memiliki masa depan yang cerah.
Misi
merupakan rangkaian kegiatan utama yang harus dilakukan organisasi untuk
mencapai visinya. Menurut Peter Ducker, untuk merumuskan misi, organisasi harus
mengajukan pertanyaan yaitu (dalam bisnis apa kita berada, atau seharusnya
ada). Jika suatu “bisnis” adalah hasil interaksi antara tiga factor, yaitu
pasar, produk dan teknologi, maka pertanyaan tentang misi, pertama-tama,
berkaitan dengan ranah kegiatan yang
akan dijalankan oleh organisasi.
Mana dulu yang
harus dirumuskan, visi atau misi?Lazimnya, visi dirumuskan terlebih dahulu.
Dengan kata lain, visi yang relative abstrak dan kluaas diterjemahkan kedalam
misi yang relative kongkrit, kemudian dijabarkan lagi kedalam tujuan
organisasi. Meskipun demikian ada organisasi yang melakukannya secara terbalik
atau secara induktif, yaitu terlebih dahulu mempertegas misi.
Perumusan
visi dan misi sangat dipengaruhi situasi dan kondisi lingkungan internal maupun
lingkungaan eksternal organisasi, ragam kepentingan para petaruh (stakeholder), evolusi dan dinamika
bisnis yang digeluti organisasi, dan aspirasi pendiri organisasi.Pendiri
organisasi biasanya meletakkan arah yang ingin dituju organisasi, sekaligus
meletakkan nilai-niali yang menjadi prinsip dasar bekerjanya
organisasi.Misalnya, Jacobus Busono sangat berpengaruh penting dalam menentukan
visi dan misi pusaka raya group
(perusahaan asal kudus) yang kini menjadi salah satu perusahaan terbesar dalam
bidang percetakan di Asia Tengaara.Demikian pula pengaruh wiliiam suryajaya
masih sangat terasa di lingkungan Astra
group, perusahaan yang didirikannya, meskipun Wiliiam telah kehilangan
kepemilikannya di perusahaan tersebut.[1]
Ada empat
komponen utama yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun visi, yakni:
1. Visi
dibangun berdasarkan nilai inti. Nilai inti menjawab apa yang penting bagi
suatu organisasi.
2. Visi
perlu mengelaborasi. setiap organisasi, baik berorientasi laba atau tidak,
besar atau kecil, local atau global, harus memiliki tujuan akan keberadaannya.
3. Visi
perlu memasukkan gambaran singkat tentang apa yang dilakukan oleh organisasi
tujuan yang sama tentang pelestarian lingkungan, namun bagaimana mereka
mencapai tujuan itu dapat saja berlainan.
4. Visi
perlu merumuskan sasaran umum.
Kendati visi organisasi memberikan
gambaran menyeluruh tentang kemana organisasi akan dibawa di masa depan. Karena
itu suatu organisasi umumnya hanya memiliki satu visi dengan satu atau beberapa
misi untuk mewujudkan visi tersebut.Organisasi dibedakan lewat misinya menjadi
organisasi berorientasi laba dan nirlaba.Seetidaknya ada empat jenis organisasi
utama menurut kelompok yang menerima keuntungan terbanyak selama organisasi
tersebut berdiri.skema klasifikasi ini didasarkan pada misi. Kategori
organisasinya adalah:
a.
Organisasi berorientasi
laba, yang memberikan keuntungan bagi pemiliknya (dan juga para karyawan, dan
pihak lain yang kebanyakan bertransaksi dengan organisasi tersebut) misalnya
General Motors.
b.
Asosiasi, yang membawa
manfaat saling menguntungkan bagi anggota dalam organisasi tersebut, misalnya
Club golf
c.
Organisasi jasa, yang
memberikan manfaat bagi klien, misalnya United Way atau U.S. Departement of
Healt and Human services.
d.
Organisasi commonwealth, yang memberikan manfaat
bagi masyarakat secara keseluruhan, misalnya Departement pertahanan AS.
Arah
utama pernyataan Misi bersifat eksternal, berfokus pada pasar dan pelanggan,
dan secara tipikal menspesifikasikan
pada usaha tertentu. banyhak pernyataan Misi termasuk didalamnya
deskripsi mengenai masalah tambahan yang juga menjadi perhatian organisasi,
seperti factor-faktor dalam kualitas produk, fasilitas lokasi, aspek penting
dalam penerimaan keunggulan strategic, filosofi perusahaan, dan citra
perusahaan dimasyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh pearce dan David mengatakan
pernyataan misi organisasi yang sukses komprehensif dibandingkan dengan
perusahaan yang kurang sukses yang cenderung terfokus pada produk yang
sederhana atau masalah pasar.[2]
3. Menentukan Tujuan
Perusahaan
Langkah sebelumnya yang telah
didalami adalah penerapan factor-faktor kunci keberhasilan (Critical Success Factor).FKK adalah
bidang atau topic yang terkait dengan visi dan misi secara keseluruhan,
pencapaian FKKsangat mempengaruhi kinerja organisasi dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan sesuai dengan visi organisasi.
Dalam
kerangka pikir Manajemen Strategic, tujuan tidak harus merupakan
target-target yang bersifat kuantitatif
dari suatu organisasi. Pencapaian tujuan merupakan ukuran dari keberhasilan
kinerja factor-faktor kunci keberhasilan suatu organisasi. Oleh karena itu
tujuan merupakan bagian integral dari proses manajemen strategic yang
didalamnya mengandung usaha untuk melaksanakan suatu tindakan.
Pencapaian
tujuan dapat menjadi tolok ukur untuk menilai kinerja suatu organisasi. Tujuan
organisasi pada dasarnya untuk jangka panjang yang harus diselesaikan selama
waktu itu, dan akan mengarahkan kinerja harian organiasasi.
a.
Kriteria Tujuan
·
Tujuan harus serasi dan
mengklarifikasi visi, misi dan nilai-nilai organisasi.
·
Pencapaian tujuan akan
dapat memenuhi atau berkontribusi memenuhi misi, program dan sub program
organisasi.
·
Tujuan akan menjangkau
hasil-hasil penilaian lingkungan internal/ eksternal dan diprioritaskan, serta
mungkin dikembangkan dalam merespon isu-isu strategic.
·
Tujuan cenderung untuk
secara esensial tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran lingkungan atau dalam
hal isu strategic hasil yang di inginkan
telah dicapai.
·
Tujuan harus dapat
mengatasi kesenjangan antara tingkat pelayanan saat ini dengan yang di
inginkan.
·
Tujuan menggambarkan
arah yang jelas dari organisasi, program dan sub program, tetapi belum
menetapkan ukuran-ukuran spesifikvatau strategic.
·
Tujuam harus menantang,
namun realistisk dan dapat dicapai.
b.
Perumusan Tujuan
·
Kegiatan-kegiatan yang
dilakukkan dalam rangka mencapai tujuan pada dasarnya merupakan penjabaran dari
misi organisasi, oleh karena itu mengingat kegiatan dalam mencapai tujuan
biasanya berjangka waktu 3-4 tahun.
·
Tujuan menyatakan
kegiatan khusus apa (what) yang akan
diselesaikan dan kapan (when)
dilakukannya. [3]
4. Menyusun strategic intent
Visi, misi dan strategic intent sering dicampuradukkan, ketiga konsep ini saling
melengkapi, khususnya ketika aspek motivasional suatu visi dan komponen
filosofis suatu misi berhubungan erat dengan strategic intent.Kendati demikian, perlu digarisbawahi bahwa, strategic intent menggambarkan suatu
sikap yang agresif dalam menjalankan strategi yang tidak menjadi bagian dari
visi, misi, tujuan dan sasaran dari suatu perusahaan dalam mencapai sebuah
strategi.
a.
Sasaran (Goals)
aSasaran didefinisikan sebagai misi
perusahaan dalam konteks beberapa wilayah tertentu.sasaran strategic membantu
manajer untuk mengetahui apa yang perlu disesuaikan perusahaan secara umum
tanpa perlu dipengaruhi oleh masalah pengukurann dan lamanya waktu.
Menurut
Peter Drucker bahwa sebuah organisasi harus mempunyai tujuan dalam setiap area
sasaran berikut ini:
1.
Market standing
2.
Inovasi
3.
Produktifitas
4.
Pengukuran fiscal dan
keuangan
5.
Profitabilitas
6.
Kinerja manajer dan
pengembangan
7.
Kinerja dan sikap
pekerja
8.
Tanggung jawab social
b.
Tujuan stratejik (Strategic Objective)
Bial visi, misi dan pernyataan sasaran
ingin dipenuhi, tujuan strateejik harus diidentifikasi.Tujuan lebih spesifik
dari pada sasaran.Tujuan mengarahkan organisasi ke arah yang diinginkan dalam
bataasan SWOT perusahaan dalam perspektif arah stratejik.Tujuan tergantung
kepada misi, sasaran, kebijakan, strategi, analisis internal dan eksternal, dan
hasil dari SWOT.Tujuan memberikan perusahaan pernyataan aksi yang bisa membawa perusahaan
kepada tujuan perusahaan.
Survey
membuktikan bahwa komponen dari tujuan yang baik biasanya mencakup:
·
Atribut yang dilihaat
·
Indeks untuk mengukur
pengajuan dengan atributnya yang jelas
·
Target yang ingin
dicapai atau hambatan yang harus dihadapi
·
Kerangka waktu untuk
bisa mencapai target atau mengatasi masalah
Rencana
menengah menerjemahkan stratei kedalam aksi yang lebih spesifik pada subsistem
organisasi utama.Rencana oprasional menerjemahkan rencana menengah kedalam aksi
sangat spesifik untuk subsistem tingkat bawah, kelompok kerja dan individual.
Biasanya proses perencanaan menghasilkan suatu seri subtujuan yang makin
komplek dan rinci, subkebijakan dan lainnya, sampai Tanggung jawab untuk tujuan
dan aksi perusahaan didistribusikan pada individu masing-masing karyawan.
Setiap perusahaan menggunakan definisi yang berbeda-beda dalam mendefinisikan
berbagai tingkatan rencana yang ditetapkan untuk mencapai misi perusahaan.[4]
[1]Hendrawan Supratikno
dkk, Advanced Strategic Management,
PT Gramedia Pustaka, Jakarta, 2003, hlm. 13-14
[2]Mudrajad Kuncoro,
ph.D.,Strategi, Erlangga,
Jakarta:2006, hlm. 59-60
[3]Dr. Akdon, M.pd., Strategic Manajement For Educational, Alfabeta, Bandung:2006, Hlm 143-145
[4] Mudrajad
Kuncoro,Ph.D., Strategi, Erlangga,
Jakarta:2006, Hlm 61-62
Comments
Post a Comment