sikap konsumen
1. Pengertian
Sikap
Sikap
adalah salah satu konsep yang paling sering menjadi focus perhatian dalam
riset/penelitian mengenai perilaku konsumen. Setiap orang mempunyai sikap
terhadap hamper semua hal (obyek sikap): makanan, minuman, pakaian, kesehatan,
lingkungan, situasi politik, music, dan lain sebagainya. Sikap konsumen
menyebabkan orang-orang berperilaku secara konsisten terhadap obyek yang sama.
Tetapi sikap tidak mengharuskan konsumen dalam menginterpretasikan atau
bereaksi terhadap setiap obyek dengan cara yang sama sekali baru. Bisa jadi
dengan cara sebagaimana yang diperbuat tetapi dengan format baru dalam situasi
yang berbeda. Sikap relative sulit berubah karena cenderung membentuk pola yang
konsisten. Dan untuk mengubah suatu sikap membutuhkan waktu yang lama dan mungkin
mengharuskan penyesuaian dengan sikap-sikap yang lain.
Definisi
klasik tentang sikap oleh Gordon Allport adalah “learned predisposition to
respond to an object” (kecenderungan yang dipelajari untuk merespon suatu
obyek) (morissan,2007). Sedangkan dalam Ujang Sumarwan (2002) mendefinisikan
sikap sebagai kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu. Yang
dimaksud dengan obyek tertentu dari sikap adalah konsep yang berhubungan dengan
konsumsi atau pemasaran khusus, seperti produk, jenis produk, merk, jasa,
kepemilikan, penggunaan produk, konsumen, iklan, situs internet, harga,
distributor, komunikasi pemasaran.
Sikap
merupakan hal penting yang harus dipelajari produsen dan pemasar, karena sikap
sebagai kesimpulan dari hasil evaluasi konsumen terhadap suatu obyek (merk
perusahaan, dll) dan sikap juga menunjukkan perasaan positif atau negative
serta kecenderungan perilaku. Ketertarikan produsen dan pemasar pada sikap
didasarkan atas asumsi bahwa sikap memiliki hubungan dengan perilaku pembelian
konsumen. Berbagai penelitian mendukung asumsi dasar mengenai hubungan dan
perilaku konsumen.
Tetapi
prlu dipahami, bahwa dalam pelaksanaan penelitian terhadap sikap konsumen, yang
menjadi target hanyalah obyek sifat tertentu. Contoh riset mengenai sikap ibu
rumah tangga (konsumen) terhadap merk sabun cuci tertentu, Sikap konsumen
mengenai peluncuran produk baru perbankan syari’ah.
Ada
beberapa hal penting mengenai sikap yang harus dipahami:
a. Sikap
adalah kecenderungan yang dipelajari, sikap tertentu merupakan hasil
pembelajaran konsumen terhadap suatu hal.
b. Sikap
cenderung konsisten. Sikap relative konsisten, tetepi dalam situasi dan kondisi
tertentu bisa berubah.
c. Sikap
terjadi dalam situasi tertentu.[1]
2. Karakteristik Sikap
Sikap menggambarkan kepercayaan
konsumen terhadap berbagai atribut produk. Beberapa karakteristik sikap adalah
sebagai berikut:
a. Sikap memiliki objek
Di dalam konteks pemasaran, sikap
konsumen harus terkait dengan objek sikap, objek sikap bisa terkait dengan
beberapa konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga,
kemasan, penggunaan, media dan dan sebagainya. Jika kita ingin mengetahuisikap
konsumen maka kita harus mendefinisikan secara jelas sikap konsumen.
b. Konsistensi sikap
Sikap adalah gambaran perasaan dari
seorang konsumen, dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya.
Karena itu sikap memiliki memiliki konsistensi dengan perilaku. Perilaku
seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya.
c. Sikap positif, negative, netral
Seseorang mungkin sangat menyukai
makan nasi (sikap positif) tetapi tidak menyukai makan gandum (sikap negative),
atau bahkan ia tidak memiliki sikap (sikap netral).
d. Intensitas sikap
Sikap seorang konsumen terhadap
suatu merek produk akan bervariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya bahkan
ada yang sangat tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat
kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya.
e. Resistensi sikap
Resistensi adalah seberapa besar
sikap seorang konsumen bisa berubah. Sikap seorang konsumen dalam mencintai
suami dan anaknya mungkin memiliki resistensi yang tinggi untuk berubah
dibandingkan dengan temannya. Pemasar penting memahami bagaimana resistensi
konsumen agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat.
f. Presistensi sikap
Presistensi adalah karakteristik
sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena seiring berjalannya
waktu. Seorang konsumen tidak menyukai minum di café, namun berlalunya waktu
setelah beberapa bulan ia mungkin akan berubah dan menyukai makan di cafe.
g. Keyakinan sikap
Keyakinan adalah kepercayaan
konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya. Sikap seorang konsumen
terhadap agama yang dianutnya akan memiliki tingkatkeyakinan yang sangat
tinggi, sebaliknya sikap seseorang terhadap hukum kebiasaan dalam lingkungan
social daerahnya mungkin hanya memiliki tingkat keyakinan yang lebih kecil.
3. Fungsi Sikap
Dari semua teori fungsional tentang
sikap yang telah dikembangkan, salah satu teori yang paling menarik banyak
pemasar adalah yang diususlkan oleh Daniel Katz. Katz mengidentifikasi empat
fungsi sikap: utilitarian, pembelaan-ego, pengetahuan, dan nilai ekspresif.
1. Fungsi utilitarian
fungsi sikap utilitarian mengacu pad aide bahwa orang
mengekspresikan perasaan untuk memaksimalkan penghargaan dan memeinimalkan
hukuman yang mereka terima dari orang lain. Menurut pengertian utilitarian,
sikap akan memandu perilaku untuk mendapatkan penguatan positif dan menghindari
hukuman-ekspresi sikap seperti tanggapan pengkondisian operant. Lebih lanjut,
katz secara khusus mengidentifikasi sebuah sikap sebagai perilaku pengkondisian
operant.
2. Fungsi pembelaan ego
Fungsi sikap sebagai pembela ego adalah melindungi orang
dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari kenyataan kekejaman
dunia luar.
3. Fungsi pengetahuan
Sikap juga dapat dipergunakan sebagai standar yang membantu
seseorang untuk memahami dunia mereka.
4. Fungsi nilai ekspresif
Fungsi nilai ekspresif dari sikap mengacu pada bagaimana
seseorang mengekspresikan nilai sentral mereka kepada orang lain yang disebut
juga fingsi identitas sosial. [2]
4. Memprediksi Perilaku Dengan Sikap
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kemampuan sikap dalam
memprediksi perilaku, antara lain:
1.
Tingkat Keterlibatan Konsumen
Jika tingkat keterlibatan konsumen
terhadap suatu obyek sikap tinggi (misalnya produk), maka perilakunya cenderung
akan sesuai dengan sikapnya yang cenderung kuat.
- Pengukuran sikap
Jika pengukuran sikap valid dan
reliabel dan mempunyai tingkat abstraksi yang sama dengan pengukuran perilaku
serta dalam waktu yang relatif dekat atau bersamaan waktunya, maka sikap dapat
digunakan untuk memprediksi perilaku.
- Pengaruh orang lain
Orang lain yang mempunyai pengaruh
kuat dalam kondisi tertentu dapat mempengaruhi sebuah sikap yang negatif
menghasilkan perilaku yang positif. Contoh seorang anak tidak suka pada produk
pakaian merek A, namun karena orang tua atau kakaknya mempengaruhinya untuk memlih
dan membeli merek B, maka meskipun sikapnya positif terhadap merek A, namun
perilakunya tidak positif.
- Faktor situasional
Kondisi yang mendesak dan situasi
yang tidak mendukung (dalam kondisi berduka /sakit maupun gembira) seringkali
menyebabkan sikap tidak dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.
- Pengaruh merek lain
Merk lain yang lebih unggul dalam
memberikan manfaat yang diharapkan seringkali mempengaruhi hubungan sikap
dengan perilaku. Konsumen bisa memilih merek lain karena setelah dipilih
dan dirasakan ternyata sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
- Kekuatan sikap
Sikap dapat digunakan untuk
memprediksi perilaku, ketika sikap tersebut sangat kuat ada pada konsumen.[3]
[1] Ekawati Rahayu Ningsih, SH, MM., Perilaku Konsumen: Pengembangan
Konsep dan Praktik Dalam Pemasaran, Kudus, Nora Media Enterprise, 2013,
Hlm. 129-131
[2] John C. Mowen, Concumer Behavior, diterjemahkan oleh : Lina
Salim, S.E., M.B.A., M.A., Jakarta, Erlangga, 2002. Hlm.318-321
[3] https://mialestarisholihat.wordpress.com/2011/07/04/faktor-sikap-terhadap-perilaku-konsumen.
jumat, 08 april 2016 pukul: 21:46 WIB.
Comments
Post a Comment